Kamis, 17 Oktober 2019

POTENSI PEMANFAATAN ALKALOID UNTUK MAKHLUK HIDUP



Sebelumnya kita telah mempelajari mengenai keunikan dan keanekaragaman struktur senyawa alkaloid. Setelah kita mengetahui struktur dari alkaloid kita juga harus mengetahui apa saja kegunaan dari pada senyawa alkaloid dalam kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Alkaloid telah dikenal sejak lama dan alkaloid telah menarik perhatian karena pengaruhnya terhadap efek fisiologisnya terhadap makhluk hidup khususnya mamalia dan dipakai dalam bidang farmasi, namun fungsinya terhadap tumbuhan hampir sama. Ada beberapa peranan alkaloid dalam tumbuhan, diantaranya yaitu:
1.      Alkaloid dapat berperan sebagai hasil dari buangan nitrogen, seperti urea dan asam urat dalam hewan.
2.      Liebig menyatakan bahwa sebagian besar alkaloid bersifat basa, dan dapat mengganti basa mineral untuk mempertahankan ion dalam tumbuh-tumbuhan.
3.      Sebagian alkaloid dapat bertindak sebagai penyimpanan nitrogen, meskipun ada alkaloid ditimbun dan tidak akan mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.
4.      Alkaloid dapat berperan sebagai pengatur tubuh, karena dari segi struktur, ada beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Sebagian alkaloid merangsang perkecambahan dan yang lainnya menghambat.
5.      Alkaloid juga dapat berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari adanya serangan luar, seperti parasit serta pemangsa tumbuhan.

Alkaloid seperti morfin inilah yang pertama sekali dimanfaatkan dalam bidang medis, yaotu morfin yang disintesis pada tahun 1805. Alkaloid diterpenoid yang diisolasi dari tanaman yang bersifat antimikroba. Kemudian solamargine yang merupakan suatu glikoalkaloid dari tanaman berry solanum khaisianum dimungkinkan bermanfaat terhadap infeksi HIV dan juga intestinal yang berhubungan dengan AIDS.
Saat alkaloid ditemukan yang memiliki efek antimikroba termasuk terhadap Giarde dan Entamoeba, efek anti diare utama dari senyawa ini kemungkinan disebabkan oleh efek mereka di dalam usus kecil. Kemudian ada Barberin yang merupakan contoh penting dari alkaloid yang potensial efektif terhadap typanosoma dan pada plasmodia.DNA akan berinteraksi dengan mekanisme kerja dari alkaloid kuartener planar aromatic seperti berberin dan Harman. Dibawah ini menunjukkan beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal dalam bidang farmakologi:
Senyawa Alkaloid
Aktivitas Biologi
Saponin
Antibakteri
Nikotin
Stimulan pada syaraf otonom
Vinblastin
Anti neoplastic, obat kanker
Morfin
Analgesik
Mitraginin
Analgesik dan Antitusif
Kodein
Analgesik dan obat batuk
Reserpin
Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi
Atropin
Obat tetes mata
Ergotamin
Analgesik pada Migraine
Skopolamin
Sedatif menjelang operasi
Vinkristin
Obat kanker
Kokain
Analgesik
Quinin
Obat malaria
Piperin
Antifeedant (bioinsektisida)

PERTANYAAN
1. Seperti yang kita ketahui tembakau merupakan tanaman yang mengandung senyawa alkaloid, diantaranya adalah nikotin. temakau digunakan sebagai bahan dasar pembuatan rokok. menurut anda apakah nikotin dalam tembakau yang digunakan dalam pembuatan rokok itu berbahaya? jika iya jelaskan!
2. Kafein adalah salah satu bagia dari alkaloid yang terkandung di dalam kopi, kandungan kafein yang terdapat dalam kopi dapat menghambat rasa kantuk. jelaskan menurut anda mengapa kafein dalam kopi dapat menghambat rasa kantuk?
3. Kecubung merupakan tumbuhan penghasil obat-obatan salah satunya Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens. namun daya dari khasiat masing-masing jenis kecubung beda-beda sehingga kadang bukan obat yang didapat tapi malah racun (menyebabkan pusing) yang sangat berbahaya? menurut anda mengapa hal ini bisa terjadi?

Sabtu, 12 Oktober 2019

KERAGAMAN DAN KEUNIKAN STRUKTUR KIMIA ALKALOID



Salah satu senyawa organic yang sering dijumpai di alam ialah alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa organic yang memiliki sifat basa atau disebut alkali. Sifat basanya ini muncul akibat adanya atom nitrogen dalam molekul senyawanya, yang berada dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis yang kecil alkaloid dapat memberikan efek farmakologis untuk manusia dan hewan. Alkaloid ini biasanya ditemukan dalam jumlah kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa. hampir semua alkaloid bersumber dari tumbuhan. Daun-daunan yang rasanya sepat dan pahit biasanya akan mengandung alkaloid. Selain pada dedaunan, alkaloid juga dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.
        Selain pada tumbuhan alkaloid juga dapat ditemukan dalam hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme, dan tanaman rendah. Terdapat beberapa contoh yang didapat pada berbagai sumber yaitu isolasi muskopiridin dan sebangsa rusa, kastoramin dari sejenis musang Kanada, turunan Pirrol-feromon seks serangga, saksitoksin-Neurotoksik konstituen dari Gonyaulax catenella, dan lain sebagainya.
A.    Sifat Fisika dan Kimia Alkaloid
1.      Sifat Fisika Alkaloid
a.   Pada umumnya mempunyai 1 atom nitrogen meskipun ada yang memiliki lebih dari 1 atomnitrogen seperti pada Ergotamin yang mana memiliki 5 gugus nitrogen.
b.   Alkaloid berupa padatan kristal apabla telah diisolasi yang mana tidak larut dengan titik leleh tertentu
c.       Pada umumnya alkaloid tidak memiliki warna, namun beberapa senyawa yang kompleks , spesies aromatic berwarna (contohnya berberin berwarna kuning dan juga betanin berwarna merah).
2.      Sifat Kimia Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa. Sifat ini tergabtung pada adanya pasangan electron pada nitrogennya. Jika pada gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan electron. Sifat basa ini menyebabkan senyawa alkaloid ini mudah untuk mengalami dekomposisi.

B.     Struktur Senyawa Alkaloid
Alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang mana bersifat basa dan ini merupakan suatu bagian daripada cincin heterosiklik. Dilihat dari segi biogenetic, alkaloid berasal dari sejumlah kecil asam amino seperti ornitin dan lisin yang akan menurunkan alkaloid alisiklik,. Reaksi yang utama yang mendasari biosintesis alkaloid yaitu reaksi Mannich yang terjadi antara suatu aldehida dan amina primer, sekunder, serta senyawa enol ataupun fenol. Dalam biosintesis alkaloid melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Dalam biosintesis alkaloid ditemukan jalur poliketida dan jalur mevalonat

C.     Klasifikasi Senyawa Alkaloid
1.      Alkaloid Sesungguhnya
Senyawa alkaloid yang sesungguhnya adalah racun, dimana senyawa alkaloid tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang begitu luas, hampir tanpa terkecuali senyawa ini bersifat basa, lazimnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosikliknya, senyawa ini diturunkan dari asam amino, terdapat aturan yaitu kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa serta tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener, yang sedikit bersifat asam daripada bersifat basa.
2.      Protoalkaloid
Amin yang relative sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak ada terdapat di dalam cincin heterosiklik disebut Protoalkaloid. Protoalkaloid ini dapat diperoleh dari biosintesis asam amino yang bersifat basa.
3.      Pseudoalkaloid
Lain halnya dengan pseudoalkaloid ini, golongan ini tidak diturunkan dari precursor asam amino. Senyawa ini juga bersifat basa. Adapun dua macam alkaloid yang pentig dalam khas ini yaitu alkaloid steroidal. Contonya konessin dan purin (kaffein).

            Alkaloid dapat dibedakan berdasarkan atom nitrogennya, yaitu:
1.      Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Dimana dalam hal ini nitrogen yang berada pada cincin karbonnya. Yang termasuk alkaloid dalam golongan ini yaitu:
a.       Alkaloid Piridin-Piperidin
Golongan ini memiliki cincing karbon yang mengandung 1 atom nitrogen, strukturnya adalah sebagai berikut:
Golongan ini terdiri dari 4 sub golongan, yaitu:
1)      Turunan Piperidin
2)      Turunan Propil-piperidin
3)      Turunan asam nikotinan
4)      Turunan pirinin dan pirolidin
b.      Alkaloid Tropan
Golongan ini mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3), alkaloid golongan ini dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat termasuk yang berada dalam otak ataupun sumsum tulang belakang, struktur intinya adalah
 

Golongan ini terdiri dari 3 sub golongan, yaitu:
1)      Hiosiamin dan skopolamin
2)      Kokain
3)      Atropine, apotropin dan Belladonina
c.       Alkaloid Quinolin
Golongan ini memiliki dua cincin karbon dengan satu atom nitrogennya, strukturnya yaitu:
Golongan ini terdiri dari 4 sub golongan yaitu:
1)      Kinina, Kinidina, sinkonidin, dan sinkonidina
2)      Akronisina
3)      Camptthecin
4)      Viridicatin
d.      Alkaloid Isoquinolin
Golongan ini memiliki dua cincin karbon yang mengandung satu atom nitrogen juga, strukturnya adalah


Golongan ini terdiri dari 4 sub golongan, yaitu:
1)      Morfin
2)      Emetina
3)      Hidrastina dan Karadina
4)      Beberina
e.       Alkaloid Indol
Golongan ini memiliki dua cincin karbon dengan satu cincin indol, strukturnya adalah
                       

Golongan ini terdiri dari 6 sub golongan, yaitu:
1)      Reserpina
2)      Vinblastina, Vinleusina, Vinrosidina, Vinkristina
3)      Striknina dan Brusnina
4)      Fisotigmina dan Eserina
5)      Ergotoksina, Ergonovina, dan Ergometrina
6)      Kurare
f.       Alkaloid Imidazol
Golongan ini berupa cincin karbon yang mengandung dua atom nitrogennya, strukturnya adalah
Lingkaran imidazole adalah inti dasar dari pilokarpin yang berasal dari daun tumbuhan yang bernama Pilocarpus jaborandi dari family Rutaceae, dimana ini berkhasiat untuk konjugativa pada pendeita glaucoma.
g.      Alkaoid Lupinan
Golongan ini memiliki dua cincin karbon dan satu atom nitrogen, strukturnya adalah
Alkaloid jenis ini dapat dijumpai pada Lumpinus luteus, Cytisus scopartus (family Leguminoceae) dan Anabis aphylla (family Chenopodiaceae) yang mana berupa daun tumbuhan yang sudah dikeringkan, berkhasiat sebagai oksitoksis.
h.      Alkaloid Steroid
Golongan ini mengandung dua cincin karbon dengan satu cincin nitrogen dan juga satu rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon. Struktunya adalah
                        Golongan ini memiliki 3 sub golongan, yaitu:
1) Golongan I, Sevadina, Germidina, Germetrina, Neogermetrina, Gemerina, Neoprotoperabrena, dan Valetridina.
2)      Golongan II, Pseudojervina, Veracrosina, dan Isorobijervosina.
3)      Golongan III, Germina, Germidina, Germitrina, Protoveratrin, Shevadina, Jervina, Rubijervina, Isoveratromina, yang mana banyak ditemukan pada family Solanaceae, Zigadenus venenosus.
i.      Alkaloid Amina
Golongan ini tidaklah mengandung nitrogen heterosiklik. Golongan ini banyak merupakan turunan sederhana dari feniletilamin dan juga senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilanin atau tirosin. Strukturnya adalah

Golongan ini terdiri dari 4 sub golongan, yaitu:
1)      Efedrina
2)      Kolkisina
3)      D-Norpseudo Efedrina
4)      Meskalina
j.        Alkaloid Purin
Golongan ini memiliki dua cincin karbon dan juga empat atom nitrogennya. Strukturnya adalah

Susunan inti heterosiklik terdiri dari cincin pirimidin yang tergabung bersama Imidazole.
Golongan ini terdiri dari 3 sub golongan, yaitu:
1)      Kafeina

2)   Theobromina

3)  Theofilina



PERTANYAAN
1. Menurut anda bagaimana dengan alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosiklik?
2. Menurut blog yang saya tulis alkanoid ada yang bersifat  sangat beracun ada juga yang berguna untuk pengobatan, menurut anda struktur alkaloid yang bagaimana yang bersifat racun dan struktur yang bagaimana yang bersifat tidak beracun atau bermanfaat bagi pengobatan?
3. Menurut anda apakah dalam sintesis alkaloid hanya ditemukan jalur poliketida dan jalur mevalonat
saja?

Kamis, 10 Oktober 2019

POTENSI PEMANFAATAN FLAVONOID UNTUK MAKHLUK HIDUP


POTENSI PEMANFAATAN FLAVOID UNTUK MAKHLUK HIDUP

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli secara in vivo maupun in vitro flavonoid banyak menunjukan aktivitas biologis yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hiudp. Flavonoid dapat digunakan, karena flavonoid memiliki beberapa sifat misalnya sifat anti bakteri, anti inflamasi, anti alergi, bersifat antioksidan, bersifat melindungi pembuluh darah dan antikarsinogen.
1.      Anti bakteri
Sebagai antibakteri flavonoid mampu berinteraksi dengan DNA bakteri yang ada di dalam tubuh. Flavonoid sebagai antibakteri karena flavonoid ini dapat melepaskan energy terinduksi pada membrane sitoplasma dari bakteri serta menghambat motilitas bakteri. Ada pula yang menyatakan bahwa adanya gugus hidroksil pada flavonoid yang menjadikannya sebagai antibakteri. Ion hidroksil membuat terjadinya perubahan komponen organic dan transport nutrisi Yang akan menimbulkan efek toksik pada sel baktreri.
2.      Anti Inflamasi
Sebagai anti inflamasi flavonoid memiliki mekanisme untuk memhambat terjadinya inflamasi. Dimana mekanismenya terdiri dari 2 cara yaitu menghambat pelepasan asam anakidonat serta sekresi enzim lisosom dari sel netrofil dan sel endothelial. Cara kedua yaitu dengan menghambat fase proliferasi dan fase eksudasi dari proses inflamasi.
3.      Anti Alergi
Flavonoid dikatakan sebagai antialergi karena flavonoid mampu menghambat enzim fosfodiesterase dalam siklus AMP dan juga enzim calcium-dependent ATPase. Keduanya berperan untuk pelepasan histamine dari sel mast dan juga sel basophil.
4.      Melindungi pembuluh darah kapiler
Pengaruh flavonoid pada pembuluh darah kapiler yaitu untuk menjaga permeabilitas serta meningkatkan resistensi pembuluh darah kapiler. Flavonoid terutama bekerja dalam endothelium mikrovaskuler untuk mengurangi terjadinya hipermeabilitas.
     Selain keempat fungsi diatas flavonoid dapat digunakan sebagai terapi. Sejak zaman dahulu sebagai obat untuk bebagai macam obat dalam bidang kedokteran. Seperti digunakan dalam diabetes mellitus, penyakit alergi, penyakit inflamasi, kanker, tukak lambung, osteoporosis, dan kardiovaskuler. Selain itu juga flavonoid juga dapat mengurangi rasa sakit pada pasca ekstraksi gigi, dimana caranya yaitu dengan menghambat jalur sikloosigenase dan fosfolipase A2 sehingga sintesis prostaglandin akan berkurang. Hal ini mungkin terjadi dengan berhubungan adanya beberapa sifat yang dimiliki oleh flavonoid itu diantaranya:
a.  Kemampuan flavonoid dalam meningkatkan proses mitogenesis, interkasi sel, dan adhesi molekul.
b.    Reaktivitas flavonoid yang tinggi dimana kemampuan flavonoid mengikat logam-logam berat divalent untuk membentuk senyawa kompleks
c.  Kemampuan flavonoid dalam menjaga permeabilitas dan meningkatkan resistensi pembuluh darah kapiler pada jeas, serta
d.      Flavonoid memiliki gugus hidroksil yang menyebabkan flavonoid bersifat antibakteri.
Dalam tumbuhan flavonoid tidak hanya berperan sebagai pemberi pigmen yang memberi warna, tetapi juga sangat berguna dalam pertumbuhan, perkembangan, serta pertahanan tumbuhan itu sendiri. contohnya sebagai enzin inhibitor, perkursor bahan toksik, serta melindungi tumbuhan dari bakteri, virus, herbivora, radikal bebas serta sinar UV.  kemudian juga sebagai agen kelasi terhadap logam-logam yang berbahaya bagi tumbuhan dimana akan membentuk senyawa kompleks. 

PERTANYAAN
1. Flavonoid digunakan atau memiliki kemampuan anti oksidan pada radikal bebas. menurut anda berdasarkan apa kemampuan antioksidan dalam flavonoid ini?
2.  Ada yang mengatakan bahwa flavonoid yang terdapat pada makanan dalam bentuk beta glikosida, maka flavonoid tersebut tidak dapat diadsorpsi, menurut anda apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
3. Senyawa flavonoid ini ditemukan juga dalam buah-buahan dan juga sayuran sehingga dapat dikatakan bahwa flavonoid merupakan unsur yang penting dalam diet manusia, menurut anda mengapa flavonoid dikatakan sebagai unsu yang sangat penting dalam diet manusia?