Rabu, 06 Maret 2019

LAPORAN PERCOBAAN 1 (KELAS KELARUTAN)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
"ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN"




DISUSUN OLEH:
ELDA SEPTIANA
(A1C117027)



DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019






VII. Data Pengamata

7.1 Analisis Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen

No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apa-apa
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO)
Ketika ditambahkan gula, gula tersebut tidak tampak lagi
3.
Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 dipanaskan
Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul

7.1.2 Halogen

a. Tes Beilstein
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga, dinginkan lalu ditetesi kawat dengan 2 tetes CCl4 dan dipijarkan
Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan ketika ditambahkan benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.

b. Tes CaO

No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4
Tercium bau gas yang menyengat dan di pinggir dalam tabung terdapat uap air.
2.
Didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer
Warna menjadi jenuh dan terdapat gelembung

7.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium

a. Belerang
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas saring basah.
2.
Pada larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida
Setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida larutan berwarna bening.

b. Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Ditambahkan 5 tetes FeSO4  dalam larutan L 3 Ml
Terdapat gumpalan kecoklatan
2.
Ditambahkan FeCl3 1 tetes
Terlihat seperti ada mintak dalam larutan
3.
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan
4.
Dididihkan larutan tersebut
Larutan menjadi seperti warna putih susu
5.
Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%)
Terdapat endapan biru berlin


c. Halogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, dan ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%)
Timbul letupan-letupan, dan ketika ditambahkan AgNO3 warna menjadi kecoklatan. Dan ketika dididihkan terdapat banyak endapan halus.

7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1 Kelarutan dalam Air
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air (+)
2.
Tepung
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
3.
Minyak
Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air
4.
Putih telur
Keruh dan terdapat busa

7.2.2 Kelarutan dalam Eter
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan gula larut dalam air (+)
2.
Tepung
Larutan keruh dan tepung sedikit larut
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut dalam eter
4.
Putih telur
Larutan jernih namun ada batas antara keduanya

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air
2.
Tepung
Larutan keruh
3.
Minyak
Larutan keruh dan ada batas antara keduanya
4.
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa

7.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, dan menimbulkan gas CO2 (+)
2.
Tepung
Larutan keruh dan terdapat gelembung gas
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan minya telah larut (+)
4.
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa

7.2.5 Kelarutan dalam HCL
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL (+)
2.
Tepung
Mula-mula larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH  larutan menjadi jernih (+)
3.
Minyak
Larutan jernih, namun ada batas antara keduanya
4.
Putih telur
Larutan keruh, dan terdapat endapan

7.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
2.
Tepung
Tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut (+)
4.
Putih telur
Larutan keruh serta terdapat gumpalan di atas

7.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut (+)
2.
Tepung
Jernih, namun tepung mengendap.
3.
Minyak
Larutan keruh, dan ada batas antara minyak dengan H3PO4
4.
Putih telur
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam H3PO4

VIII. Pembahasan
      Senyawa organic merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. dimana apanila senyawa organic ini dibakar akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbondioksida (CO2). Pembakaran senyawa orgnaik secara sempurna akan menghasilkan gas CO2 sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon maka dapat dilakukan dengan percobaan pemanasan gula.
       Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan didalam sampel-sampel. Umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain.
     Zat-zat organik dan unsur-unsur yang menyusunnya memainkan peran penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Dengan mengetahui teknik-teknik analisis unsur penyusun suatu senyawa organik dan mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda dapat berinisiatif merancang eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)

8.1 Analisis Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
     Dalam percobaan ini digunakan 1-2 gram serbuk CuO kering dalam cawan porselin dan dipanaskan kemudian ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO). Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 dipanaskan. Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
CaO +H2O ==รจ Ca(OH)2
Adanya gas karbon dioksida dan uap air ini menandakan bahwa terdapat unsur karbon dan unsur hydrogen yang terbentuk pada saat campuran tersebut dipanaskan yang berarti sesuai dengan persamaan reaksi.

8.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
      Percobaan ini yang pertama dilakukan adalah dengan memotong kawat tembaga secukupnya, kemudian dipijarkan dengan api bunsen sampai kemerah-merahan kemudia setelah dingin diteteskan 2 tetes CCl4, dibakar lagi sehingga warna yang diperoleh yaitu warna kemerah-merahan.

b. Tes CaO
       Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4 sehingga tercium bau gas yang menyengat dan di pinggir dalam tabung terdapat uap air. Lalu didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer, hasil yang diperoleh yaitu warna menjadi jenuh dan terdapat gelembung.

8.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
a. Belerang
       Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%, warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas saring basah. Pada larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida, setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida larutan berwarna bening.

b. Nitrogen
       Mula-mula ditambahkan 5 tetes FeSO4  dalam larutan L 3 mL, terdapat gumpalan kecoklatan. Kemudian ditambahkan FeCl3 1 tetes, terlihat seperti ada mintak dalam larutan. Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%, terdapat gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan. Lalu dididihkan larutan tersebut, larutan menjadi seperti warna putih susu. Terakhir Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%), terdapat endapan biru berlin.

c. Halogen
       Diasamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, dan ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%) timbul letupan-letupan, dan ketika ditambahkan AgNO3 warna menjadi kecoklatan. Dan ketika dididihkan terdapat banyak endapan halus.

8.2 Penentuan Kelas Kelarutan
     Dalam penentuan kelas kelarutan bahan yang digunakan yaitu ada padat dan cair. Untuk bahan padat yang digunakan yaitu gula dan tepung, untuk bahan cair yaitu minyak dan putih telur. Kelarutan yang diuji yaitu kelarutan dalam air, dalam eter, dalam NaOH 5%, dalam NaHCO3 5%, dalam HCL, dalam H2SO4 pekat, dan H3PO4 pekat.

8.2.1 Kelarutan dalam Air
       Yang pertama dilakukan yaitu menguji gula dalam air, hasilnya yitu larutan berwarna jenih hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air. Yang kedua yaitu tepung yang dilarutkan dalam air, hasilnya yaitu larutan tampak keruh tepung sedikit larut dalam air. Minyak yang dilarutkan dalam air warnanya tetap jernih namun minyak tidak dapat larut dalam air sehingga terdapat batas antara minyak dengan air. Terakhir yaitu putih telur, hasil yang diperoleh yaitu larutan air berwarna keruh dan terdapat busa diatas larutan.

8.2.2 Larutan dalam Eter
        Percobaan pertama yaitu menggunakan Gula yang dialrutkan dalam eter, hasil yang didapatkan yaitu larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa gula juga larut dalam eter. Kemudian tepung dalam eter hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah keruh dan tepung juga sedikit larut. Minyak dalam eter warnan larutan jernih, hal ini juga berarti minyak larut dalam eter. Terakhir yaitu menggunakan putih telur dimana larutan tersebut jernih namun terdapat batas antara telur dengan eter.

8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
       Dalam percobaan kelarutan menggunakan eter ini seharusnya digunakan BaOH 55 namun NaOH yang kami gunakan yaitu 10%. Hasil yang diperoleh yaitu gula dalam NaOH larut, sehingga warnanya pun jernih. Kemudian tepung, tepung disini menyebabkan larutan keruh jadi dapat dikatakan bahwa tepung sedikit larut dalam NaOH. Selanjutnya minyak, dimana larutan yang diperoleh keruh dan terdapat batas antara keduanya. Terakhir yaitu putih telur larutan jernih dan terdapat busa.


8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
       Disini juga sebenarnya NaHCO3 yang digunakan yaitu 5% namun yang kami gunakan yaitu 10%. Sehingga diperoleh hasil yang mana gula larut dan menimbulkan gas CO2. Hal ini membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan sesuai. Kemudian pada tepung Larutan menjadi keruh dan terdapat gelembung gas. Pada minyak Larutan menjadi jernih dan minyak larut dalam NaHCO3. Terakhir yaitu pada putih telur Larutan yang diperoleh jernih dan terdapat busa.

8.2.5 Kelarutan dalam HCL
       Mula-mula yang dilarutkan yaitu gula, larutan jernih dan hal ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL. Kedua ada tepung yang dilarutkan dalam HCL mula-mula larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH  larutan menjadi jernih. Kemudian pada minyak, larutan jernih, namun ada batas antara keduanya.terkahir yaitu putih telur  Larutan keruh, dan terdapat endapan tepung tersebut.

8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
       Mula-mula dilarutkan gula, larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman. Kemudian minyak, tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2. Lalu minyak, larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut. Terakhir putih telur yaitu larutan keruh serta terdapat gumpalan di atas.

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
    Pertama pada gula yang dilarutkan dalam H3PO4 pekat hasilnya larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut. Selanjutnya tepung, larutan jernih namun tepung mengendap di bawah. Lalu pada minyak hasil yang diperoleh yaitu larutan keruh da nada batas antara minyak dan pelarutnya. Terakhir yaitu putih telur, larutan jernih hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam pelarut.
         Pada percobaan ini, dilakukan pengujian kelarutan beberapa contoh senyawa organik dalam beberapa contoh senyawa organik dalam beberapa jenis pelarut yang digunakan. pelarut yang digunakan yaitu air, HCL, H2SO4 , NaOH, eter, H3PO4,  dan  NaHCO3.  Berpatokan pada prinsip kelarutan like Dissolves Like, maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar, begitupun sebaliknya untuk senyawa bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar.

IX. Kesimpulan
            Dri percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.       Struktur organic ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom molekulnya.
2.  Setiap zat yang mengandung unsur karbon akan berubah warna menjadi hitam dan   menghasilkan kerbon dioksida (CO2) ketika direaksikan dengan oksigen (dibakar).
3.   Senyawa organic dapat larut dalam pelarut polar maupun non polar. Kelarutan senyawa   organic tergantung pada kemampuan senyawa organic untuk membentuk senyawa hydrogen   dengan atom-atom elektronegatif sehingga dapat larut dalam senyawa organik.

X. Pertanyaan

     1.     Kenapa minyak yang kita larutkan dalam air tidak dapat larut?
     2.     Apa yang mempengaruhi suatu zat dapat larut sempurna dalam pelarutnya?
     3.     Tuliskan persamaan dari hasil pengamatan pada percobaan karbon dan hydrogen!

XII. Daftar Pustaka
  Gandjar. 2007. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  Ralph. 2014. Kimia Dasar dan Kimia Inti. Jakarta: Erlangga.
 Syamsurizal. 2019. Analisis Kualitatif Senyawa Organik.                                    http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/. Diakses pada        tanggal 22 Februari 2019. Pukul 20:38 WIB.
  Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi.
  Wawan. 2009. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga
  Yoshito. 2013. Kimia Organik. Jakarta Erlangga.

3 komentar:

  1. Baiklah, saya SILVY WAHYU FRADINI (A1C117023) akan menjawab pertanyaan no 2 yaitu Kecenderungan suatu zat untuk larut dalam air secara sempurna dipengaruhi oleh kesamaan polaritasnya. Kesamaan zat tersebut untuk berubah menjadi kutip kutup yang berupa kation dan anion dan berbentuk zat baru dengan menggunakan ikatan antar kutup. Terimakasih

    BalasHapus
  2. saya yuninarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 1. menurut saya Karena air merupakan senyawa kimia yang bersifat polar, sedangkan minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar. Senyawa polar dan non polar apabila disatukan tidak dapat larut karena memiliki sifat sifat khas yang berbeda. Disebabkan oleh sifat itulah minyak tidak dapat larut dalam air. terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya ika ermayanti (031) saya akan menjawab nomor 3 persamaan reaksi yang terbentuk yaitu CaO + H2O ====> Ca(OH)2

    BalasHapus